Pada umumnya, banyak orang menganggap bahwa latah merupakan kebiasaan sepele yang tak ada kaitannya dengan penyakit. Padahal, latah memiliki dimensi gangguan fungsi pusat syaraf, psikologis, dan sosial.
Masing-masing faktor itu saling mempengaruhi. Bahkan, latah juga merupakan gangguan culture bond atau terikat dengan sistem kultur budaya tertentu.Di Indonesia, gangguan latah berkembang pada suku-suku di Pulau Jawa, Sumatera, dan pedalaman Kalimantan. Sementara itu, di wilayah Asia lainnya, penyakit latah ditemukan antara lain di tengah masyarakat suku Ainu di Jepang dan masyarakat gurun pasir di Gobi. Di Eropa, latah juga ada pada suatu suku di Prancis.
Berdasarkan fakta yang ada, gangguan latah biasanya tumbuh dalam masyarakat terbelakang yang menerapkan budaya otoriter. Teori kuno menyatakan, penderita latah biasanya orangtua, perempuan, berpendidikan rendah, dan berasal dari kelas ekonomi bawah. Namun, teori ini tak sepenuhnya tepat. Buktinya, kini banyak remaja yang mengidap latah, dalam kehidupan sosial yang mapan pula. Penderita latah pria pun ada meski jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan perempuan.
Penyebab dan Jenis Latah
Ada beberapa teori yang menjelaskan penyebab timbulnya gangguan ini :
Teori Pemberontakan. Dalam kondisi latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang, tanpa merasa bersalah. Gejala ini merupakan semacam gangguan tingkah laku. Lebih kearah obsesif karena ada dorongan yang tidak terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.
Teori Kecemasan. Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu, tanpa Ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah, selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominasi orang tua yang menekan. Walau demikian, tokoh otoriter tak harus berasal dari lingkungan keluarga.
Teori Pengkondisian. Inilah yang sering disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini kerap disebut juga “latah gaul”.
Jenis-Jenis Latah
Syarat munculnya latah adalah adanya keterkejutan. Jadi, latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap secara tak terkendalai setelah adanya reaksi keterkejutan atau kaget. Ada empat macam latah yang bisa dilihat berdasarkan gejala-gejala tersebut, yaitu ekolalia (mengulangi perkataan orang lain), ekopraksia (meniru gerakan orang lain), koprolalia (menucapkan kata-kata yang dianggap tabu atau kotor), automatic obedience (melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut).
Menyembukan Latah
Apapun penyebabnya, jika terus-menerus diganggu atau dikageti, pengidap latah akan merasa terganggu dan lelah. Untuk mengurangi dan meyembuhkan latah, Ia harus bisa membulatkan niatnya untuk sembuh dalam arti tidak mensengajakan untuk latah. Berusaha tuk mencari ketenangan, misalnya keluar dari rumah kalau orangtuanya kerap melakukan tekanan, atau berusaha mengontrol diri ketika dia berada dalam kelompok sosial yang dapat menulari penyakit ini atau bahkan keluar dari kelompok sosial ini.
Untuk menyembuhkan si latah, lingkungan memang harus berempati, dimulai dengan si penderita yang meminta lingkungannya untuk mendukung dan tidak memperparah dengan memancingnya latah. Ada penderita latah yang sembuh sendiri setelah berkeluarga dan hidup tenang. Selebihnya, penderita dianjurkan melakukan relaksasi dan konsentrasi secara rutin. Kegiatan ini akan membantu penderita menuju kesembuhan. Dan, sering-seringlah melakukan aktifitas yang menyenangkan yang tidak membuat stress.
(diambil dari : http://nulisonline.wordpress.com/2010/01/10/bicara-soal-%E2%80%9Clatah%E2%80%9D/ )
- Mengulangi perkataan orang lain
- Meniru gerakan orang lain
- Mengucapkan kata-kata tertentu berulang-ulang (biasanya kata-kata jorok)
- Melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti ”jongkok” atau "loncat", dia akan melakukan perintah itu seketika.
- Anda harus sungguh-sungguh ingin berubah dan serius ingin menghilangkan kebiasaan latah Anda.
- Anda harus setuju untuk menganggap latah sebagai kebiasaan yang kurang baik dan merugikan diri sendiri. Kebiasaan latah akan sulit dihilangkan atau bisa saja kambuh sewaktu-waktu apabila Anda menganggap menjadi latah itu lucu, menguntungkan dan menyenangkan.
Label: Fofoinfo