Thursday, April 14, 2011

Galeri foto : A journey of Tambang Batu Pegunungan Meratus

Yupp
seperti janji entri sebelumnya, aku bakal ngasih cerita tentang perjalanan memenuhi tugas IKD kami..
tujuan kami akhirnya menetap di tambang batu pegunungan meratus (atau perbukitan ya?)

Tempatnya di Desa Awang Bangkal, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, ,menuju kedaerah tersebut kurang lebih tiga puluh menit kalau dari kota. Kondisi jalannya? hmmm,kalau bisa pakai mobil saja, takutnya jatoh kedalam lubang yang banyak ditemui di aspal. maklum, wilayah jalanan tersebut tentunya dilewati oleh banyak truk-truk pengangkut barang.

Moment yg diingat
- jam 8 janjian, jam 9 berangkat
- yenni nekat bawa mobil yg berakibat tragedi dlm mobil (mabuk darat)

Tia tugasnya buat nunjukin jalan. sempet kelewatan sedikit sama wilayah tambangnya. akhirnya balik lagi...
nyari tempat markir mobil,habis itu cari orang deh untuk di wawancarai..
untungnya saat itu banyak ibu-ibu yang lagi nunggu paman sayur lewat, jadi diminta waktunya untuk wawancara...

ini hasil wawancaranya :)

narasumber : W dan M
  1.  Jalanan rusak dianggap mengganggu ke masyarakat, jalan kegunung ini memang belok masuk kedalam, tapi jalan rayanya juga ikut terpengaruh, tanah jadi ikutan becek, jadi kalau pakai kendaraan sakit.
  2. Tambang batunya sudah lama sekali, sudah dari lahir sudah ada, dahulu masih sedikit belum ada perusahaan yang besar dan tidak ada alat-alat yang besar, jalannya masih bagus. Sekarang sudah ada perusahaan. Didalam sana ada sekitar 11 alat berat dari perusahaan untuk penambangan
  3. Untuk memasuki kawasan kesana bisa saja, tapi jalanan rusak. Perusahaan tambang batu banyak terdapat dibelakang gunung. Tidak ada rumah penduduk disana, tempat itu khusus untuk lahan pekerjaan. Memasuki daerah itu tidak bisa pakai sendal (penting.hhahaha). warga didaerah itu pun sudah mulai jarang naik kegunungnya
  4. Daerah itu spesial batu, batu gunung, yang halusnya jadi diskus (batu besar,batu kecil dicampur tanah),
  5. Penambang banyak berasal dari luar daerah, jarang penduduk dipekerjakan menjadi penambang. Kalau orang didaerah sini cuma berkeja membantu mengangkat batu kedalam truck. Tapi kalau motor perusahaan tidak bisa dibuati (maksudnya orang daerahnya tu kd boleh memasukkan batu dlm motor perusahaan, harus pakai alat dari perusahaan itu juga). Orang daerah ini hanya membantu secara manual. Misalnya dari gunung, batu diangkut kemudian (diluruk?) dikeluarkan dari truck, orang-orang daerah sini bekerja membantu memasukkan batu lagi kedalam truck selanjutnya
  6. Konsekuensinya, sejak ada alat berat, orang yang mengambil batu pakai tenaga mulai tidak dipergunakan lagi
  7. Sering terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa, contohnya saat menggali batu,tiba-tiba gunungnya runtuh menimpa para penambang. Truck pun sering tergelinding ke sungai. Ternyata daerah menuju tempat penambangan dipinggir jalannya sungai dan jurang.
  8. Truck bekerja 24 jam,siang dan malam setiap hari. Yang malam motor perusahaan spesial naik. Kalau siang umum, truck darimana aja bisa masuk mengambil batu. 
  9. Gunung sudah mulai habis. Kalau dahulu tidak parah. Pernah ada yang protes, tapi rakyat kecil jarang didengarkan. Pekerjaan warga menjadi tidak ada, dulu pakai tenaga manusia, sekarang sudah pakai mesin. Penduduk berusaha sudah tidak bisa lagi. Yg manual sekarang sudah mulai sulit menjual hasil tambangnya. Yang manual tidak dibawah naungan perusahaan.  
  10. Jalanan berdebu ada penyiraman tiap hari, orang dikampung minta, jadi perusahaan mau melakukan penyiraman. Untuk jalanan yang berlubang, sering dilakukan penambalan, tapi rusak lagi karena jumlah truck yang banyak  tetap saja menghancur jalan. Sekarang jalan sudah mulai menipis. Kalau ada satu perusahaan yang berniat memperbaiki jalan, tapi yang melewati bisa dari perusahaan lain, akibatnya perusahan itu ‘’koler sudah membaiki’’
  11. Setiap hujan yang deras mengakibatkan rumah penduduk didaerah tersebut sering terkena banjir kecil. Saluran air yang sempit serta pohon-pohon yang sudah mulai berkurang mengakibatkan air sudah tidak bisa lagi menyerap dengan baik. Saat belum terjadi penambangan besar, daerah penduduk itu jarang terjadi banjir. Cuacanya dulu dan sekarang tidak ada bedanya. 
  12. Dahulu 2 buah perusahaan aja sekarang sudah ada banyak . Ada beberapa jalan yang ditutup untuk tempat lewat truck, jumlah truck yang banyak menyebabkan jalan tertutupi debu sangat tebal sampai tidak terlihat apa-apa (jumlah truck ratusan’’ujaaarrrr’’). Kalau ada truck yang macet ‘’’tepatak’’ macet jalannya.
  13. Gunungnya setelah ditambang, tidak pernah ditanami pohon lagi. Karena tanah gunung sudah berubah menjadi gunung batu.gunung sudah gundul, tanaman sudah tidak ditanami lagi soalnya tanahnya sudah habis dikikis air. Ada gunung didaerah lain masih aman, tidak ada yang menambang soalnya jembatannya tidak kuat
  14. Gunung pigat , gunung pelawangan diseberang, gunung pematun (bujur jua kah?). Dahulu banyak tambang tanah merah, paling banyak tambang batu, sekarang jarang yang mengambil tanah merah.
  15. Tidak ada diberi hasil atau uang ganti rugi pada perusahaan. Berbeda dengan tambang daerah mandiangin, ada uang ganti rugi gangguan debu sampai 1,5 juta dari perusahaan. Mereka merasa dirugikan tapi tidak ada ganti rugi.
Sayangnya, tidak ada jalan untuk menuju gunungnya, jalannya rusak parah kalau masuk kedalam, jadi kami cuma sempat mengambil foto diluar-luarnya aja. sempet usulin ide numpang truk buat masuk kesana, tapi langsung dikubur dalam-dalam lantaran kami berempat semuanya cewek dan ga ada cowoknya,, Yup..itu hasil wawancaranya, jadi nanti kalau ada yang mau menambahkan info tentang tambang tersebut, tolong coment aja, soalnya laporannya juga belum kelar.hhhooho

0 komentar:

Post a Comment

Apa yang anda pikirkan?? Hihihi